Selasa, 10 Maret 2009

90 Menit @ Jakarta International Java Jazz Festival 2009

Buat sebagian orang mungkin menonton Jakarta International Java Jazz Festival 2009 sangat menyenangkan. Tapi buat saya siksaan. Bukan karena saya tidak menyukai musik Jazz, justru malah sebaliknya, tapi jadi kepikiran kalau saya bukanlah orang yang bisa menikmati musik ini dengan keadaan hingar bingar.

Setelah sempat absent di tahun lalu, kemarin saya berniat untuk datang kembali ke festival musik berkelas dunia ini, sambil nonton anak - anak MRA BMD manggung. Ternyata crowd-nya bertambah banyak, untuk masuk saja harus menunggu antrian. Setelah sampai didalam ternyata penontonnya lebih gila lagi. Rencana untuk menyaksikan Reuni-nya Humania dan show Matt Bianco mulai tergoyahkan.

Akhirnya saya memutuskan untuk mendatangi counter tempat menjual merchandise (*secara titipan istri, kalau nggak dapat khan berabe.. bisa - bisa tidur di luar :p). Lagi lagi terlihat orang berdesakan untuk membeli merchandise, dan saya menarik nafas panjang sebelum ikut berjuang menembus kerumunan tersebut.

Setelah kurang lebih 10 menit menghabiskan waktu di counter tersebut (*yang didominasi waktu untuk mengantri), akhirnya saya berhasil mendapatkan 1 T-shirt untuk istri dan 1 topi untuk Karel. Pas banget' karena begitu selesai terdengar jingle I-Radio diputar dari arah depan lobby. Buru - buru meninggalkan tempat itu dan berjalan ke arah lobby depan.

Sekitar jam 6-an sore, panggung MRA dibuka oleh Karina & Cisca Becker. Berturut - turut para penyiar radio MRA tampil seperti Nina Tamam (I-Radio), D-Must Akira & Ichsan Akbar & Radhini (TRax FM), Pandji Pragiwaksono & Steny Agustaf (Hardrock FM), dan terakhir ditutup penampilan dari Mba Otty Djamalus & Ari Kirana (Cosmopolitan FM).

Selesai menonton teman - teman yang tampil, keinginan menonton jadi luntur karena melihat begitu banyak orang yang hadir di Jakarta Convention Centre. Akhirnya cukup 90 menit di arena ini, tanpa ba..bi..bu.. saya langsung berjalan ke arah pintu keluar.

Mungkin secara bisnis, penonton dengan jumlah banyak sangat menguntungkan penyelenggara. Tapi buat saya, kenyamanan dalam menonton sebuah pertunjukkan tetap menjadi elemen penting, karena di titik itulah seseorang akan kembali lagi untuk menonton event ini.

2 komentar:

krismariana widyaningsih mengatakan...

saya pikir cuma saya dan suami yang merasa tidak nyaman saat nonton JJF 2009 kemarin. duh, udah beli tiket mahal2, tp suasana di tempat pertunjukan tidak menyenangkan. yg paling mengganggu adalah org yg merokok di mana-mana. trus, tiap kali ada yg mau manggung, kita mesti berdesak2an mengantri. beda banget waktu saya nonton Tompi gratisan di Benteng Vredeburg Jogja 2 th lalu. Penonton mau duduk rapi, dan suasananya sangat mendukung. btw, kapan ya I-radio punya program khusus utk musik jazz? :)

Benua Lain mengatakan...

hahaha.. iya mba .. suerrr nyesek banget nontonnya :)