Minggu, 25 Oktober 2009

Apakah Julia Roberts & Elizabeth Gilbert seharusnya jadi Duta Pariwisata Indonesia ?



Sebuah buku berjudul Eat, Pray, Love benar - benar membuat dunia pariwisata Bali bergejolak riang. Melalui buku tersebut nama Bali kembali menyeruak ke permukaan, setelah sempat terpuruk karena peristiwa Bom Bali.

Buku yang di tulis oleh Elizabeth Gilbert menjadi buku yang banyak dibicarakan oleh kaum wanita di Amerika Serikat saat ini, terutama yang rentang umur 30 - 40 tahun, mapan, berstatus janda ataupun single mother. Buku ini juga sempat muncul di Oprah's sebanyak 2 episode. Saking suksesnya, beberapa perusahaan produksi film tertarik untuk membawa buku ini ke layar lebar. Dan Julia Roberts akhirnya terpilih sebagai bintang utama, kabarnya saat ini berada di Bali selama 1 bulan untuk menyelesaikan produksi film tersebut.

Saya mungkin tidak akan berbicara banyak soal isi buku & film ini, karena belum sempat membacanya (hehehe..). Namun yang menarik adalah pengaruh buku ini, yang seharusnya bisa menjadi sebuah pijakan atau tipping point bagi dunia pariwisata Indonesia, pada umumnya dan Bali pada khususnya.

Anda bisa bayangkan, bagaimana senangnya pariwisata Selandia Baru karena kesuksesan luar biasa dari film Lord of The Ring. Untuk lingkup lokal, bagaimana sebuah buku Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi mengubah citra pariwisata Pulau Belitong, Sumatera Selatan.

Inilah kekuatan promosi sebuah film.

Saya jadi teringat NASA pun banyak menggunakan film - film sebagai bentuk propaganda yang efektif (* hahaha..), bahkan negara tetangga kita Malaysia, butuh melobi habis - habisan agar Menara Petronas mereka ikut ambil bagian di film Entrapment (* walaupun di shoot 'dikit.. hehehe..)

Intinya adalah momen ini harus di gunakan sebaik - baiknya oleh pemerintah Indonesia, untuk mengkampanyekan pariwisata Indonesia, secara kampanye Visit Indonesia Year nggak jelas.. (* Ups !!).

Apapun hasil film ini, ucapan terima kasih seharusnya diberikan oleh pemerintah kita kepada Elizabeth Gilbert & Julia Roberts yang membawa kembali nama Indonesia ke pentas dunia lewat buku dan film Eat, Pray, Love.

Senin, 19 Oktober 2009

Kolam Api


Sebuah novel silat modern yang menghibur.

Kekurangannya hanya di ukuran font yang terlalu kecil

(* atau gue yang udah butuh kacamata baca ?)

Sayang buku ke 2 tidak sebagus yang pertama,

hanya untuk memuaskan hawa penasaran.

But still..

Recommended !!


Minggu, 18 Oktober 2009

Ketakutan Terbesar

Apa ketakutan terbesar anda ?

Nggak ada pekerjaan ?

Nggak punya uang ?

Nggak ketemu jodoh ?

Boss anda ?

Sekitar 2 minggu yang lalu, sebuah SMS dari papa, mengabarkan kalau om saya harus dirawat di salah satu rumah sakit di Jogja karena menderita sakit yang cukup berat. Saya terkejut karena beliau & keluarga cukup dekat dengan saya pribadi. Saking dekatnya, biasanya saya suka meledek istrinya (* yang notabene adiknya papa hehehe..) dengan sebutan tante paling cerewet diantara semuanya.

Pernah suatu hari di bulan Desember, seperti biasa kalau kami berdua bertemu selalu ledek - ledekan, sampai ketawa setengah mati. Tiba - tiba dia complaint ..

"Wahhh.. kalau boleh milih aku mending natalan di keluarga Mas Jacob (* suaminya)"

"Emang kenapa tante ?" tanya saya penuh minat.

"Soalnya disana nggak ada yang berani ledekin tante, Hahaha... khan Om Jacob anak pertama."

" Huahahahaha... " tawa saya berderai - derai keluar.

"Boro - boro diledekin, malah bisa nyuruh - nyuruh .. Hahahaha.. kalau disini aku disuruh - suruh terusss.. apalagi sama papamu... Hahahaha.."

Tidak pernah ada rasa sakit hati diantara kami.

Tadi pagi merupakan kali kedua saya menelpon tante Tuti (* begitulah namanya) untuk menanyakan keadaan Om Jacob. Tapi tidak seperti telepon saya pertama di minggu yang lalu, dimana suara beliau masih ceriwis, kali ini hanya terdengar lirih dan kadang terisak.

Saya terenyuh mendengar dari ujung telepon, niat iseng & usil yang sempat ada di pikiran langsung musnah. Sepertinya tak ada kalimat yang bisa menenangkan hatinya, selain janji saya untuk terus mendoakan kesehatan Om Jacob.

Saya bukanlah seorang penakut, namun sepertinya ketakutan terbesar saya sama dengan tante Tuti.

Kehilangan orang yang dicintai.


Berjalanlah walau habis terang ..



Albert Einstein diakui sebagai ilmuwan terbesar di abad 20, dengan teori Relativitas Umum. Tapi tak banyak yang tahu kalau ia baru bisa berbicara ketika berumur 4 tahun.



Thomas Edison merupakan inventor ulung dengan total 1093 temuan yang sudah dipatenkan atas namanya di Amerika. Namun di masa muda, gurunya menyebut dia sebagai orang yang terlalu bodoh untuk mempelajari segala sesuatu.



Siapa yang tidak tahu tentang film kartun dan animasi buatan Disney ? atau themepark Disneyland di beberapa tempat didunia ? Walter Elias Disney sang pendirinya adalah orang yang dipecat oleh editor surat kabarnya karena dianggap tidak punya imajinasi & ide yang orisinil.



Seorang Michael Jordan yang disebut sebagai pemain bola basket terbaik sepanjang masa adalah orang yang sempat dikeluarkan dari Tim Basket SMA-nya, karena dianggap tidak mampu.




John Grisham adalah satu dari sedikit novelis yang sampai tahun 2008 berhasil menjual sebanyak 235 juta eksemplar di seluruh dunia dan setiap cetak pertama bukunya selalu menembus angka 2 juta eksemplar. Ironisnya novel pertama John Grisham ditolak oleh 16 Agen & 12 Penerbit.


Terkadang membaca beberapa cerita di atas bisa menguatkan hati & pikiran, agar tidak cepat menyerah.

Seperti kata seorang Ariel,

Berjalanlah walau habis terang.