Kamis, 20 Agustus 2009

Manusia butuh keadaan untuk menyadari kebesaran Tuhan

Setujukah anda dengan pernyataan tadi ?

Bisa Ya, bisa Tidak.

Tapi buat saya jawabannya adalah Ya. Saya baru menyadarinya terakhir - terakhir setelah keluar dari pekerjaan yang lama.

Dengan status saya sekarang yang notabene adalah Pengusaha Pemula, pendapatan per bulan sudah tidak seperti dulu. Kalau dulu makan siang masih bisa memilih, sekarang mungkin sudah tidak ada pilihan karena harus mengencangkan ikat pinggang.

Setelah bertemu dan ngobrol bersama beberapa orang yang lebih dulu terjun ke dunia wirausaha, salah satu kunci keberhasilan mereka ternyata sangat sederhana, yaitu selalu bersyukur dan seberapapun penghasilan yang didapat selalu disisihkan untuk orang yang kurang mampu.

Sebuah ajaran agama, yang kerap terlupakan.

Saya pun seperti disadarkan oleh mereka. Seharusnya saya merasa bersyukur karena saya masih lebih beruntung. Di saat masih bisa makan nasi diatas piring dengan lauk seadaanya, ada orang yang belum bisa makan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membeli makanan.

Tadinya ada sebuah keraguan, karena biar bagaimanapun saya masih dalam taraf merubah mindset yang egois ini. Tapi begitu dijalankan, ternyata saya terkejut dengan pengalaman - pengalaman baru yang muncul dihadapan saya. God, it works !! Dari hal yang mustahil menjadi hal yang bisa direalisasikan.

Dari sinilah saya baru menyadari tentang arti kebesaran Tuhan.

Penyesalan. Rasa inilah yang kemudian hadir karena dulu membantu & berbagi dengan sesama hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan menjelang akhir tahun. Padahal hal tersebut adalah kunci untuk membuka pintu - pintu lain di kehidupan kita.