Minggu lalu gue dimasukkan oleh kantor ke sebuah pelatihan mengenai kepemimpinan. Dari 2 hari pelatihan tersebut ada beberapa hal yang membuat gue tersadar tentang kemampuan seorang pemimpin. Salah satunya adalah cerita berikut :
Seorang wali kota di Rusia melarang para birokrat di wilayah kekuasaannya untuk berkelit. Jika Anda adalah seorang birokrat dan sedang tak enak badan atau berhalangan, janganlah bikin wali kota itu mengetahuinya.
Inilah yang dilakukan Wali Kota Megion (Siberia) Alexander Kuzmin, Ia tidak mau bawahannya menghindari tugas atau mangkir dari pekerjaan. WaliKota Kuzmin mengeluarkan 27 frase yang dilarang digunakan oleh pejabat / birokrat di wilayah Siberia itu. Setidaknya Kuzmin tak mau mendengar frase-frase itu diucapkan di depannya.
Frase yang tidak boleh keluar dari mulut para birokrat, antara lain :
"saya tidak tahu", "apa yang harus saya lakukan?", "tetapi, Anda kan pernah mengatakannya!", "itu tak mungkin", "tak ada yang pernah memberi tahu saya", "tetapi, asisten saya mengatakan kepada saya...", dan "sekarang jam makan siang saya".
Kalimat-kalimat semacam itu secara implisit menunjukkan "kebodohan" atau "ketidaktahuan" atas sebuah masalah. Di antara kalimat itu juga secara implisit bernada pengelakan tugas.
"Penggunaan frase atau mengekspresikan hal itu saat berbicara di depan wali kota berarti akan mempercepat keberangkatan atau kepergian mereka," kata Kuzmin.
Melengkapi larangan-larangan itu, juga ada frase lain yang tidak boleh diucapkan, seperti, "Saya akan memberi perhatian kepada keinginan Anda sehubungan dengan kurangnya dana / moneter/anggaran defisit, kita sedang berada dalam situasi sulit/ekstrem" Frase lain yang tidak boleh diucapkan adalah, "tidak ada uang".
Kuzmin mengatakan bahwa para birokrat harus membantu perbaikan kehidupan rakyat dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat dan tidak menghindari dari tanggung jawab dengan berbagai alasan.
Kuzmin mengatakan, dia harus mengambil tindakan itu karena dia sudah muak dengan para pegawai negeri yang sering mengatakan, "Masalah-masalah itu sulit ditangani."
Menurut Kuzmin, para birokrat lebih sering mengelak tanggung jawab ketimbang mencari solusi praktis atas persoalan yang ada.
Seorang wali kota di Rusia melarang para birokrat di wilayah kekuasaannya untuk berkelit. Jika Anda adalah seorang birokrat dan sedang tak enak badan atau berhalangan, janganlah bikin wali kota itu mengetahuinya.
Inilah yang dilakukan Wali Kota Megion (Siberia) Alexander Kuzmin, Ia tidak mau bawahannya menghindari tugas atau mangkir dari pekerjaan. WaliKota Kuzmin mengeluarkan 27 frase yang dilarang digunakan oleh pejabat / birokrat di wilayah Siberia itu. Setidaknya Kuzmin tak mau mendengar frase-frase itu diucapkan di depannya.
Frase yang tidak boleh keluar dari mulut para birokrat, antara lain :
"saya tidak tahu", "apa yang harus saya lakukan?", "tetapi, Anda kan pernah mengatakannya!", "itu tak mungkin", "tak ada yang pernah memberi tahu saya", "tetapi, asisten saya mengatakan kepada saya...", dan "sekarang jam makan siang saya".
Kalimat-kalimat semacam itu secara implisit menunjukkan "kebodohan" atau "ketidaktahuan" atas sebuah masalah. Di antara kalimat itu juga secara implisit bernada pengelakan tugas.
"Penggunaan frase atau mengekspresikan hal itu saat berbicara di depan wali kota berarti akan mempercepat keberangkatan atau kepergian mereka," kata Kuzmin.
Melengkapi larangan-larangan itu, juga ada frase lain yang tidak boleh diucapkan, seperti, "Saya akan memberi perhatian kepada keinginan Anda sehubungan dengan kurangnya dana / moneter/anggaran defisit, kita sedang berada dalam situasi sulit/ekstrem" Frase lain yang tidak boleh diucapkan adalah, "tidak ada uang".
Kuzmin mengatakan bahwa para birokrat harus membantu perbaikan kehidupan rakyat dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat dan tidak menghindari dari tanggung jawab dengan berbagai alasan.
Kuzmin mengatakan, dia harus mengambil tindakan itu karena dia sudah muak dengan para pegawai negeri yang sering mengatakan, "Masalah-masalah itu sulit ditangani."
Menurut Kuzmin, para birokrat lebih sering mengelak tanggung jawab ketimbang mencari solusi praktis atas persoalan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar