
Beberapa hari yang lalu, saya & istri sempat menikmati diskusi tentang "bangun pagi". Kondisi saat ini adalah saya merupakan orang yang bisa bangun pagi, sementara istri adalah orang yang terkadang bisa bangun pagi (hehehe..).
Buat saya .. bangun pagi adalah kebiasaan, karena saya memang terbiasa bangun pagi sejak dari jaman sekolah dulu.
Bahkan sempat ada masa, dimana saya selalu menyempatkan jogging di kompleks rumah sebelum berangkat ke sekolah. Tapi paling sering saya bangun pagi ketika ada siaran langsung sepak bola. Hahahaha...
Saya sendiri tidak pernah mempermasalahkan orang yang tidak bisa bangun pagi karena body clock setiap orang memang berbeda. Namun buat saya secara pribadi, ada satu yang selalu saya pegang (petuah dari orang dulu) yaitu orang yang bangun pagi, rejekinya lancar.
Hahaha... Hal inilah yang juga menjadi pembicaraan saya & istri.
Sangat menyenangkan membuat teori - teori absurd tentang bangun pagi serta hubungan ke kehidupan sosial kita.
Tapi buat saya logikanya se sederhana ini.. Setiap hari kita cuman punya waktu 24 jam, dengan kita bangun lebih pagi maka ada waktu yang bisa kita gunakan untuk produktifitas.
Misalnya berangkat lebih pagi ke kantor (*menghindari lalu lintas Jakarta yang macet), sehingga punctuality kita terjaga dan siapa tahu atasan kita melihat dan mempertimbangkan hal tersebut dalam appraisal kita.
Teorinya sihh kalau appraisal kita bagus, maka kita punya bargaining position yang kuat untuk meminta reward. Hehehe..
I've already did ..
and it worked :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar