Kejutan !!
Sebuah kata yang begitu saya suka..
Kenapa ? karena elemen yang bernama "kejutan" ini bisa membuat alur cerita berubah, bisa turun .. bisa juga naik.
Dari ilmu yang saya dapatkan saat bekerja menjadi produser, "kejutan" sangat diperlukan dalam membuat sebuah show. Berarti memang "kejutan" itu dibuat oleh seorang produser dengan maksud untuk memberikan efek dramatis terhadap sebuah show, terserah nanti efeknya akan garing, happy ending, atau malah jadi tragis.
Elemen inilah yang dipakai oleh seorang Calon Presiden Republik Indonesia periode 2009 - 2014 dalam menentukan pendampingnya. Tentunya dengan segala kontroversinya, bisa saja "sang kejutan" itu membuat orang yang mengikuti jalan ceritanya bertambah banyak, tapi bisa juga membuat orang berpaling (*karena banyak juga yang tidak suka kejutan).
Alih - alih menentukan pendampingnya dari calon partai koalisinya, SBY malah memberikan kejutan buat teman dan lawan politiknya dengan memilih seorang teknokrat luar partai. Buat orang awam mungkin nama Boediono asing di telinga. Padahal nama beliau sudah tercantum di Kabinet Reformasi Pembangunan era Habibie, sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas. Jadi kalau ada politisi yang belum pernah tahu (*atau pura - pura tidak tahu) tentang Mr. Booediono, saya pikir patut dipertanyakan statusnya sebagai seorang politisi.
Lalu kenapa dia yang terpilih ? mungkin itu pertanyaan yang banyak dilontarkan. Saya pikir ada beberapa hal selain karakter yang "bersih", salah satu pertimbangan beliau terpilih adalah krisis ekonomi global. Ujung dari krisis ekonomi global belum terlihat, sehingga sosok seorang Boediono yang sudah dikenal didunia ekonomi Indonesia bisa menjadi pegangan untuk mengarungi 5 tahun masa jabatan Wakil Presiden.
Saya bukan partisan partai atau pendukung partai manapun. Tapi saya capek dengan janji - janji. Buat apa janji Ekonomi Kerakyatan atau Ekonomi NeoLiberal atau Ekonomi bullshit atau apapun, tapi belum terbukti.
Apa yang sudah diberikan oleh Mr. Boediono dengan menurunkan inflasi dari 13% menjadi 5% di era Megawati, dan membuat kondisi ekonomi yang stabil di era dia sebagai Menteri Koordinator Perekonomian pada masa pemerintahan SBY, membuktikan kalau beliau bukan orang sembarangan dan patut dijadikan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia.
So.. mari kita lihat di ending acara.
Apakah happy ending ?
tragic comic ?
atau malah crunchy...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar