Kamis, 22 Januari 2009

In Memoriam Christian Je'

Sekitar tahun 2000-an, di Kantin Fakultas Teknik UI. Beberapa anak RTC berkumpul asyik membahas sesuatu.

" Emang bener Je' .. lo bisa ngelihat ?"

" Je, gue juga dong.. jodoh gue kaya apa ?"

" Jangan Je'.. dia udah keseringan .. nanya mulu.."

" Gue nggak percaya lo bisa ngeliat Je'.. Buktiin dong.. "

" (*bisik-bisik).. kalau cewek itu dalemannya apa Je' ? "

" (Sedikit mendesis) Hhhhh... Meraaahhh.. "

************ (hening semua)

" HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA..."

Itulah awal dari sebuah pertemanan yang indah. Disitulah gue baru merasa benar - benar dekat bersama seorang Jesay dan gue yakin beberapa dari kami yang ada disana saat itu, juga merasa demikian.

Je' yang gue kenal adalah seseorang yang sayang sama teman - temannya, sensitive namun juga hangat. Dia selalu menyediakan waktu & telinganya untuk teman - teman yang ingin berbagi cerita ke dia, bahkan kadang gue merasa sedih dan bertanya apakah kita teman - temannya juga bisa menjadi pendengar yang baik untuk Je'.

Namun salah satu sisi yang paling menarik dari seorang Je' adalah dia seorang psychic.

Beberapa tahun kemudian saat gue kerja di radio, Je' termasuk orang yang sering datang berkunjung ke lantai 8. Berbagai macam topik sering kita obrolin termasuk RTC dan beberapa teman gue juga cukup mengenal Je' (atau Mas Christ, begitu dia mengenalkan diri ke teman - teman gue). Pernah suatu kali Je' , gue jadiin nara sumber untuk acara Sore Sore yang saat itu penyiarnya masih Dheny Gusri & Liza Harun.

"Halo Mas Christ, apa kabar ? lagi dimana nihhh ?"

"Halo.. baik, lagi di jalan .. seputar Semanggi."

"Mas, kenapa sihhh setiap rumah tuhh punya tempat yang auranya atau atmosfirnya nggak enak alias nyeremin ? "

"Ehm.. itu biasanya karena tempat tersebut jarang ditinggalin atau dibersihin.."

Blablablabla..

"Mas Christ, kalau di Sarinah ada penunggunya nggak ?"

"Hahaha.. ada lahh.. cewek khan ?"

" Iya sihh katanya cewek.."

" Tuhh lagi ada di sekitar kalian.. "

************* Hening

" M..MMMaksudnya 'mas ?"

"Tapi nggak ganggu kok.."

"Owww.."

"Ngomong - ngomong di ruangan itu ada yang pakai baju merah yahh "

"Ehmmm.. nggak ada mas'.. (sambil merhatiin dan nyari - nyari apakah disekitar kita ada yang berbaju merah atau nggak).. Nggak ada mas' "

" Kalau nggak salah sihhh pakai celananya selutut yahh "

" Nggak ada kok Mas'..."

Tiba - tiba Bhita masuk ke ruang Operator, lalu gue, Cacha serta Dheny buru - buru mengakhiri percakapan dengan Jesai, karena Bhita memakai baju berwarna Merah dan celana 7/8 warna hitam...

Hhhhhhhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...!!!!


Itu adalah beberapa peristiwa yang sangat melekat di benak gue untuk seorang Je'. Dia punya caranya sendiri untuk menunjukkan eksistensinya.. hahaha..

Saat ini gue merasa sedih sekaligus gembira, sedih karena gue kehilangan seorang teman tapi gembira karena Je mendapatkan tempat yang lebih baik di sisi-Nya. Selamat jalan je'..






Tidak ada komentar: